terapi mata juling

Terapi Mata Juling tanpa Operasi, Prosedur, dan Biayanya

Terapi Mata Juling tanpa Operasi, Prosedur, dan Biayanya
terapi mata juling

JAKARTA - Terapi mata juling tanpa operasi memang memungkinkan, tetapi jenis terapi yang akan dijalani sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti penyebab, tingkat keparahan, dan jenis mata juling yang dialami.

Saat berkonsultasi dengan dokter, berbagai aspek akan dipertimbangkan, termasuk risiko serta efektivitas dari metode pengobatan yang tersedia. 

Dokter juga akan memilih metode dengan risiko minimal namun memiliki peluang keberhasilan yang tinggi, baik melalui prosedur operasi maupun pendekatan non-bedah. 

Oleh karena itu, memahami pilihan terapi mata juling yang paling sesuai sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Apa Itu Mata Juling?

Strabismus, atau yang lebih dikenal sebagai mata juling, terjadi ketika posisi kedua mata tidak sejajar satu sama lain.

Pada kondisi normal, enam otot yang mengendalikan pergerakan mata bekerja secara bersamaan untuk memastikan kedua mata terarah ke titik yang sama. 

Namun, penderita mata juling mengalami gangguan dalam koordinasi gerakan mata, sehingga sulit untuk menjaga kesejajaran yang seharusnya.

Kondisi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan arah penyimpangan mata, yang menentukan jenis ketidaksejajaran yang dialami.

-Memutar ke dalam (esotropia)

-Memutar ke luar (eksotropia)

-Memutar ke atas (hipertropia)

-Memutar ke bawah (hipotropia)

Terapi Mata Juling tanpa Operasi dan Prosedurnya

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terapi mata juling dapat dilakukan tanpa harus menjalani prosedur operasi. Berikut beberapa metode yang bisa menjadi pilihan.

1. Kacamata atau Lensa Kontak

Penggunaan kacamata atau lensa kontak bisa menjadi solusi bagi penderita mata juling yang disebabkan oleh gangguan penglihatan seperti rabun jauh. Dengan alat bantu ini, mata dapat lebih fokus saat melihat suatu objek.

2. Lensa Prisma

Lensa prisma dirancang khusus untuk membelokkan cahaya yang masuk ke mata, sehingga mengurangi kerja otot mata dalam menyesuaikan pandangan. Ini membantu mengurangi ketidaksejajaran mata.

3. Obat-obatan

Tetes mata, salep, atau suntikan toksin botulinum tipe A (seperti Botox) bisa digunakan untuk melemahkan otot mata yang terlalu aktif. Dalam beberapa kasus, terapi ini dapat digunakan sebagai alternatif atau pelengkap dari tindakan bedah.

4. Patching

Metode ini dilakukan dengan menutup mata yang lebih kuat menggunakan penutup khusus. Hal ini bertujuan untuk memaksa mata yang lebih lemah bekerja lebih keras agar ototnya semakin kuat dan fungsi penglihatannya meningkat.

5. Pushup Pencil

Terapi ini bertujuan melatih fokus mata dengan cara menatap pensil dari kejauhan, lalu perlahan-lahan mendekatkannya ke arah hidung. Latihan ini dapat dilakukan selama sekitar 15 menit setiap hari untuk membantu meningkatkan koordinasi mata.

6. Brock String

Teknik ini menggunakan seutas tali dengan tiga manik-manik berwarna berbeda yang dipasang pada jarak tertentu. Tali ditempatkan di depan hidung, lalu pasien diminta untuk fokus pada manik-manik di berbagai titik guna melatih koordinasi penglihatan.

Mata juling dapat dikenali sejak bayi, karena pada usia 3 hingga 4 bulan, bayi seharusnya sudah mampu memfokuskan pandangan pada benda kecil dengan posisi mata yang sejajar. 

Saat memasuki usia 6 bulan, mereka juga sudah dapat melihat objek dengan jelas, baik yang dekat maupun jauh.

Kondisi ini umumnya muncul pada bayi dan anak-anak, terutama saat mereka berusia sekitar 3 tahun. 

Namun, anak yang lebih besar dan bahkan orang dewasa juga bisa mengalaminya. Perlu diperhatikan bahwa ada kondisi yang disebut pseudostrabismus, yaitu mata juling palsu. 

Pada bayi, kondisi ini bisa terjadi akibat lipatan kulit di sudut mata atau bentuk batang hidung yang masih datar, sehingga mata tampak tidak sejajar padahal sebenarnya normal. 

Seiring pertumbuhan, tampilan mata yang tampak juling ini akan menghilang dengan sendirinya.

Jika mata juling muncul secara tiba-tiba pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, terutama jika disertai dengan penglihatan ganda, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan neurologis yang lebih serius. 

Dalam situasi seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Berikut adalah beberapa gejala umum mata juling yang perlu diwaspadai:

-Mata yang terlihat tidak sejajar.

-Mata yang tidak bergerak bersama.

-Sering berkedip atau menyipitkan mata, terutama di bawah sinar matahari yang cerah.

-Memiringkan kepala untuk melihat sesuatu.

-Sulit mengukur jarak.

-Penglihatan ganda.

Penyebab Mata Juling

Mata juling bisa terjadi karena berbagai faktor, namun sebagian besar kasus berkaitan dengan faktor genetik. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat mata juling, maka risiko mengalami kondisi serupa akan meningkat. 

Selain itu, gangguan pada kontrol neuromuskular yang mengatur pergerakan mata juga sering menjadi penyebabnya.

Penyebab mata juling bisa berbeda tergantung usia. Ada kondisi tertentu yang lebih sering terjadi pada anak-anak, sementara faktor lain lebih umum ditemukan pada orang dewasa.

Penyebab Mata Juling pada Anak

-Apert Syndrome – Kelainan genetik yang memengaruhi pertumbuhan tengkorak bayi.

-Cerebral Palsy – Gangguan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot.

-Congenital Rubella – Infeksi rubella saat kehamilan yang berdampak pada perkembangan janin.

-Hemangioma – Benjolan kemerahan pada kulit dekat mata bayi yang dapat mengganggu penglihatan.

-Incontinentia Pigmenti Syndrome – Kelainan genetik langka yang memengaruhi kulit dan mata bayi.

-Noonan Syndrome – Gangguan genetik langka yang berdampak pada bentuk wajah dan pertumbuhan bayi.

-Prader-Willi Syndrome – Kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot pada bayi.

-Retinopathy of Prematurity – Gangguan retina pada bayi prematur yang dapat mengganggu penglihatan.

-Retinoblastoma – Kanker langka yang menyerang retina.

-Cedera Otak Traumatis – Luka pada otak akibat kecelakaan atau cedera saat lahir.

-Trisomi 18 – Kelainan genetik yang menyebabkan berbagai cacat lahir.

-Gangguan Penglihatan Lainnya – Penyakit yang menyebabkan kehilangan penglihatan juga bisa berkontribusi terhadap mata juling.

Penyebab Mata Juling pada Orang Dewasa

-Botulisme – Keracunan akibat racun bakteri Clostridium botulinum.

-Diabetes – Penyakit yang dapat merusak saraf mata.

-Penyakit Graves – Gangguan autoimun yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih.

-Guillain-Barré Syndrome – Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang saraf.

-Cedera Mata – Trauma atau luka pada mata yang memengaruhi koordinasi otot mata.

-Cerebral Palsy – Gangguan saraf yang dapat memengaruhi pengendalian gerakan mata.

-Keracunan Makanan Laut – Zat beracun dari kerang atau ikan tertentu dapat memicu masalah saraf.

-Stroke – Gangguan aliran darah ke otak yang bisa merusak saraf pengendali mata.

-Cedera Otak Traumatis – Luka pada otak yang mempengaruhi saraf dan otot mata.

-Gangguan Penglihatan Serius – Kondisi yang menyebabkan kehilangan penglihatan juga bisa berkontribusi terhadap mata juling.

Selain itu, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami mata juling, seperti:

-Faktor Genetik – Risiko lebih tinggi jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat mata juling.

-Gangguan Refraksi – Rabun jauh yang tidak terkoreksi dengan baik (hiperopia) dapat meningkatkan kemungkinan mata juling.

Karena penyebab mata juling bisa bervariasi pada setiap individu, pemeriksaan dengan dokter spesialis mata sangat disarankan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat serta perawatan yang sesuai.

Apakah Mata Juling Bisa Disembuhkan?

Mata juling dapat diatasi dengan berbagai metode perawatan. Jika kondisi ini terdeteksi sejak dini dan segera ditangani, peluang untuk memperbaiki penglihatan akan lebih tinggi.

Pengobatan mata juling tidak selalu memerlukan operasi. Ada alternatif lain seperti penggunaan kacamata khusus, lensa prisma, atau terapi penglihatan yang dirancang untuk membantu meningkatkan koordinasi mata.

Jadi, apakah mata juling bisa disembuhkan? Tentu saja, selama ditangani dengan tepat sejak awal.

Berapa Lama Mata Juling Bisa Sembuh?

Durasi penyembuhan mata juling melalui terapi bisa bervariasi, tergantung pada metode yang digunakan. Semakin rutin dan disiplin dalam menjalani terapi, semakin cepat pula perkembangan yang bisa dirasakan.

Berapa Biaya Terapi Pengobatan Mata Juling?

Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya pengobatan mata juling, terutama jika melibatkan operasi, cukup besar. Di berbagai rumah sakit dan klinik di Jakarta, operasi mata juling diperkirakan memerlukan dana mulai dari Rp10.000.000 hingga Rp20.000.000.

Sementara itu, konsultasi dengan dokter mata berkisar antara Rp300.000 hingga Rp500.000, tergantung lokasi pemeriksaan. Untuk suntikan toksin botulinum tipe A, biayanya berada di rentang Rp4.000.000 hingga Rp10.000.000. 

Sedangkan harga kacamata atau lensa kontak bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada kebutuhan penggunanya.

Tips Mencegah Mata Juling pada Anak

Gejala mata juling memang bisa dikenali sejak dini, meskipun hingga kini belum ada penelitian yang memastikan bahwa kondisi ini dapat dicegah sepenuhnya. 

Namun, jika dideteksi lebih awal dan segera ditangani, peluang untuk menyembuhkan mata juling akan jauh lebih besar. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mata sangatlah penting.

Bagi para orang tua, disarankan untuk memantau kondisi mata anak sejak bayi hingga usia prasekolah, terutama jika ada riwayat keluarga dengan mata juling. Dokter biasanya merekomendasikan skrining kesehatan mata pertama sebelum bayi berusia 6 bulan.

Selanjutnya, pemeriksaan ulang pada usia 3-5 tahun juga diperlukan, karena ada kemungkinan mata juling baru muncul saat anak mulai beranjak balita, meskipun sebelumnya tidak terdeteksi.

FAQ

1. Apakah bayi yang sering melihat ke atas bisa dianggap mata juling?

Pada awal kehidupannya, fungsi tubuh bayi masih berkembang dan belum sepenuhnya optimal. Jika bayi sering melihat ke atas, hal ini belum tentu menjadi tanda mata juling.

Bayi memang cenderung melakukannya karena kemampuan koordinasi serta kontrol gerakan matanya masih dalam tahap perkembangan.

2. Apakah penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menyebabkan mata juling?

Paparan layar dari ponsel atau perangkat digital dalam waktu lama memang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata, seperti mata kering dan pandangan buram.

Namun, sangat jarang ditemukan kasus mata juling yang secara langsung disebabkan oleh kebiasaan bermain ponsel terlalu lama.

Sebagai penutup, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan metode terapi mata juling yang paling sesuai agar hasilnya lebih optimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index