JAKARTA - Cara mendapatkan sertifikasi ISO menjadi langkah awal yang penting dalam menilai sejauh mana kualitas dan profesionalisme suatu perusahaan.
Sertifikasi ini merupakan pengakuan internasional yang menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan standar global di berbagai bidang, mulai dari sistem manajemen mutu, keamanan, hingga efektivitas operasional.
Memiliki sertifikasi ISO tidak hanya memperkuat citra perusahaan di hadapan konsumen, mitra usaha, dan para pemangku kepentingan lainnya, tetapi juga memberikan nilai lebih dalam persaingan bisnis.
Kepercayaan publik cenderung meningkat karena perusahaan dianggap konsisten dalam menjaga kualitas dan tata kelola yang baik. Namun, memperoleh sertifikasi ini bukanlah hal yang dapat dicapai dalam waktu singkat.
Perusahaan harus melalui serangkaian tahapan evaluasi dan memenuhi sejumlah kriteria tertentu agar layak mendapatkan pengakuan tersebut.
Maka dari itu, sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan sertifikasi ISO dan lembaga yang memiliki wewenang dalam menetapkan serta mengesahkan standar tersebut.
Dengan pemahaman yang tepat, cara mendapatkan sertifikasi ISO akan menjadi lebih terarah dan efisien bagi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan.
Apa Itu Sertifikasi ISO?
Sertifikasi ISO merupakan bentuk pengakuan bahwa sebuah perusahaan telah menjalankan sistem manajemen sesuai dengan standar internasional yang telah ditetapkan.
Standar ini mencakup berbagai aspek penting, seperti pengelolaan mutu, perlindungan data, kepedulian terhadap lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Berikut ini beberapa jenis sertifikasi ISO yang umum diterapkan oleh perusahaan di Indonesia:
ISO 9001 – Berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
ISO 14001 – Berfokus pada sistem manajemen lingkungan.
ISO 45001 – Menitikberatkan pada aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
ISO 27001 – Mengatur sistem manajemen keamanan informasi.
ISO 22000 – Ditujukan untuk sistem manajemen keamanan pangan.
Lalu, siapa yang memiliki wewenang dalam penerbitan sertifikasi tersebut? Di Indonesia, proses audit dan pemberian sertifikasi ISO dilakukan oleh sejumlah lembaga yang berwenang.
Di antaranya adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN), serta lembaga sertifikasi internasional seperti SGS, TÜV Rheinland, BSI Group, dan Lloyd’s Register.
Selain itu, terdapat juga lembaga sertifikasi nasional seperti Sucofindo dan Mutu Certification International yang aktif dalam memberikan layanan serupa.
Kegunaan Sertifikasi ISO
Sertifikasi ISO bukan sekadar persyaratan administratif, tetapi juga memberikan berbagai keuntungan nyata bagi perusahaan. Berikut adalah sejumlah manfaat yang bisa diperoleh:
Membangun Kepercayaan Konsumen
Perusahaan yang telah tersertifikasi ISO menunjukkan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan telah memenuhi standar internasional. Hal ini memberikan keyakinan lebih kepada pelanggan dalam memilih perusahaan tersebut.
Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Penerapan standar ISO mendorong perusahaan untuk memiliki sistem kerja yang lebih tertata dan terukur. Dengan demikian, potensi kesalahan dapat ditekan dan efisiensi kerja pun meningkat secara keseluruhan.
Mempermudah Masuk ke Pasar Global
Karena banyak perusahaan luar negeri yang menjadikan sertifikasi ISO sebagai syarat kerja sama, memiliki sertifikasi ini membuka peluang lebih besar untuk menjalin kemitraan internasional dan memperluas jangkauan pasar.
Meningkatkan Citra dan Daya Saing Perusahaan
Dengan ISO, perusahaan memiliki nilai tambah di mata investor maupun mitra bisnis. Reputasi yang baik tentu menjadi modal kuat dalam menghadapi persaingan di sektor industri.
Mendukung Kepatuhan terhadap Peraturan Resmi
Standar yang ditetapkan dalam ISO umumnya selaras dengan regulasi pemerintah, sehingga perusahaan secara tidak langsung telah mengikuti ketentuan hukum yang berlaku melalui penerapan sistem manajemen yang sesuai.
Pelatihan Sertifikasi ISO
Untuk bisa memperoleh sertifikasi ISO, sebuah perusahaan tidak bisa serta-merta mengajukan permohonan tanpa melalui proses tertentu.
Salah satu langkah awal yang wajib ditempuh adalah mengikuti program pelatihan yang relevan dengan jenis standar ISO yang dituju.
Pelatihan ini sangat krusial karena memberikan gambaran menyeluruh mengenai prinsip-prinsip dasar ISO, bagaimana menerapkannya dalam aktivitas kerja sehari-hari, serta cara menjaga konsistensi agar tetap sesuai dengan standar yang berlaku.
Biasanya, pelatihan ini diselenggarakan oleh lembaga resmi yang sudah memiliki akreditasi atau oleh konsultan ISO yang memiliki pengalaman dalam bidangnya.
Materi yang diberikan mencakup berbagai topik penting, seperti cara menyusun dokumen yang dibutuhkan, pemahaman alur audit, serta penerapan standar dalam sistem kerja perusahaan.
Lebih dari itu, pelatihan ini juga mendukung pembentukan budaya kerja yang lebih tertib dan efisien, sehingga setiap individu dalam organisasi mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam menjaga mutu dan kepatuhan terhadap ISO.
Dengan persiapan yang terarah melalui pelatihan tersebut, perusahaan akan lebih siap menghadapi tahapan audit sertifikasi.
Hal ini bukan hanya memperbesar peluang untuk mendapatkan sertifikat ISO, tetapi juga membawa dampak positif dalam jangka panjang, mulai dari peningkatan kepercayaan pelanggan, efisiensi operasional yang lebih baik, hingga peluang ekspansi ke pasar internasional yang lebih luas.
Cara Mendapatkan Sertifikasi ISO
Proses dalam cara mendapatkan sertifikasi ISO memerlukan sejumlah tahapan strategis yang harus dilalui perusahaan secara bertahap dan terstruktur. Berikut adalah lima langkah utama yang umumnya dijalankan:
Menentukan Jenis Sertifikasi yang Sesuai
Langkah awal dimulai dengan memilih jenis sertifikasi ISO yang relevan dengan bidang usaha perusahaan.
Sebagai contoh, ISO 9001 biasanya dipilih untuk pengelolaan mutu, sementara ISO 14001 lebih tepat bagi perusahaan yang berfokus pada pengelolaan lingkungan.
Menyesuaikan Sistem Manajemen dengan Standar ISO
Setelah jenis sertifikasi ditentukan, perusahaan perlu menyesuaikan kebijakan dan prosedur operasional mereka agar sejalan dengan persyaratan ISO. Penyesuaian ini akan menjadi dasar kuat dalam proses penilaian nantinya.
Melaksanakan Audit Internal
Sebelum menghadapi audit dari pihak luar, perusahaan sebaiknya melakukan audit internal terlebih dahulu.
Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa seluruh sistem manajemen telah berjalan sesuai standar dan mengidentifikasi area yang masih perlu ditingkatkan.
Mengajukan Permohonan Sertifikasi
Jika perusahaan sudah merasa siap, maka mereka bisa mengajukan permohonan ke lembaga sertifikasi yang memiliki akreditasi resmi, baik dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) maupun dari badan internasional.
Menjalani Audit Eksternal dan Menyelesaikan Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir, lembaga sertifikasi akan melakukan audit secara menyeluruh. Jika ditemukan ketidaksesuaian, perusahaan diwajibkan melakukan tindakan korektif terlebih dahulu sebelum sertifikat ISO dapat diterbitkan.
Biaya Sertifikasi ISO
Biaya untuk mendapatkan sertifikasi ISO umumnya diklasifikasikan menjadi dua kategori, yakni berdasarkan jenis sertifikasi yang dipilih dan jumlah karyawan dalam perusahaan. Berikut ini penjabaran lengkapnya:
Estimasi Biaya Sertifikasi ISO Berdasarkan Jenisnya:
-Untuk ISO 9001, kisaran biayanya antara Rp18.000.000 hingga Rp35.000.000.
-ISO 37001 memiliki rentang biaya antara Rp25.000.000 sampai Rp50.000.000, tergantung pada jumlah tenaga kerja.
-ISO 45001 diperkirakan memerlukan biaya sekitar Rp12.500.000.
Sementara untuk sertifikasi HACCP dan ISO 22000, biayanya berkisar antara Rp20.450.000 hingga Rp24.450.000.
Estimasi Biaya Sertifikasi ISO Berdasarkan Jumlah Karyawan (khusus ISO 37001):
-Perusahaan dengan 1 hingga 10 karyawan biasanya dikenakan biaya antara Rp25.000.000 sampai Rp35.000.000.
-Jika jumlah karyawan berada dalam kisaran 11 sampai 50 orang, biayanya naik menjadi Rp35.000.000 hingga Rp45.000.000.
-Sedangkan bagi perusahaan yang mempekerjakan antara 51 hingga 100 orang, biaya sertifikasinya berkisar antara Rp45.000.000 hingga Rp50.000.000.
Daftar Sertifikasi ISO Paling Populer di Indonesia
Di Indonesia, terdapat sebelas jenis sertifikasi ISO yang paling sering diadopsi oleh perusahaan untuk meningkatkan mutu produk atau layanan, memperkuat manajemen risiko, serta mendorong efisiensi dan efektivitas operasional secara keseluruhan.
ISO 26000:2010 – Panduan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Social Responsibility)
ISO ini mendukung perusahaan dalam menggabungkan aspek tanggung jawab sosial ke dalam strategi dan aktivitas bisnis mereka, mencakup isu lingkungan, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, serta tata kelola organisasi.
Perusahaan yang menerapkan standar ini diharapkan mendorong praktik berkelanjutan, menjunjung hak-hak pekerja, dan menjaga hubungan harmonis dengan para pemangku kepentingan, seperti dengan melibatkan komunitas sekitar atau mengurangi emisi karbon.
ISO 27001:2013 – Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Information Security Management System)
ISO 27001 dirancang untuk membantu organisasi dalam menangani risiko terkait informasi, menjaga kerahasiaan data, dan memastikan sistem tetap aman. Standar ini mencakup kebijakan keamanan, pengendalian akses, serta sistem penanganan insiden.
Dengan penerapan yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan risiko kebocoran data dan mencegah serangan siber yang dapat merugikan operasional.
ISO 9001:2015 – Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)
Standar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu produk dan layanan, sekaligus mendukung efisiensi dalam proses internal perusahaan.
Poin-poin pentingnya meliputi perencanaan mutu, pengelolaan sumber daya, serta pengukuran dan peningkatan kinerja secara berkesinambungan.
Agar memenuhi standar ini, perusahaan harus memiliki tujuan mutu yang jelas, mengenali risiko serta peluang yang ada, dan mengevaluasi hasil capaian secara terukur.
ISO 14001:2015 – Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System)
ISO 14001 membantu perusahaan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan mematuhi regulasi yang berlaku. Standar ini mengatur penggunaan sumber daya, pengurangan polusi, dan pengelolaan limbah secara efisien.
Dalam praktiknya, perusahaan harus menganalisis dampak lingkungannya, mencari solusi pengurangan efek negatif, serta melibatkan seluruh tim dalam pelestarian lingkungan.
ISO 37001:2016 – Sistem Manajemen Anti Penyuapan (Anti-Bribery Management System)
Sertifikasi ini bertujuan untuk mencegah dan menangani praktik suap di lingkungan kerja, termasuk penerapan kebijakan anti-suap, prosedur pelaporan pelanggaran, dan mekanisme pengawasan.
Melalui standar ini, perusahaan bisa memastikan upaya pencegahan terhadap penyuapan dalam segala bentuk, baik pemberian maupun penerimaan, serta menjatuhkan sanksi tegas bagi pelaku pelanggaran.
ISO 21001:2018 – Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (Educational Organizations Management System)
Dirancang khusus untuk lembaga pendidikan, ISO ini membantu dalam memperkuat sistem manajemen pendidikan mereka, mulai dari perencanaan strategis hingga evaluasi performa institusi.
Dengan mengadopsi standar ini, lembaga pendidikan dapat mengelola proses belajar-mengajar dengan lebih terstruktur dan berkelanjutan, serta menjamin peningkatan mutu layanan pendidikan.
ISO 22000:2018 – Sistem Manajemen Keamanan Pangan (Food Safety Management System)
Sertifikasi ini ditujukan bagi industri makanan dan minuman untuk menjamin produk yang aman dikonsumsi dan terbebas dari bahaya kontaminasi. Di dalamnya mencakup prinsip HACCP, kontrol bahaya, pelacakan produk, dan pengelolaan risiko pangan.
Dengan menjalankan standar ini, perusahaan dapat memastikan seluruh proses produksi makanan mematuhi aturan keamanan dan higienitas yang ketat.
ISO 45001:2018 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Occupational Health and Safety Management System)
Standar ini membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, dengan mengidentifikasi risiko kecelakaan serta mengatur kontrol atas bahaya kerja.
Perusahaan diharapkan mampu mengenali potensi bahaya di lokasi kerja, menerapkan langkah pencegahan, dan mendorong keterlibatan aktif dari seluruh pekerja demi menciptakan budaya keselamatan.
ISO 50001:2018 – Sistem Manajemen Energi (Energy Management System)
ISO 50001 mendorong efisiensi penggunaan energi di dalam perusahaan, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Komponennya mencakup perencanaan energi, kontrol konsumsi, serta pengukuran hasil pemakaian.
Perusahaan yang menerapkan standar ini diharapkan mampu mengidentifikasi peluang efisiensi, memanfaatkan teknologi hemat energi, dan mengembangkan kebijakan berkelanjutan.
ISO 28000:2019 – Sistem Manajemen Keamanan Rantai Pasok (Supply Chain Security Management System)
Sertifikasi ini dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengamankan rantai pasoknya dari risiko pencurian, sabotase, maupun ancaman terorisme.
Standar ini menitikberatkan pada identifikasi risiko, pengawasan akses, dan pengembangan kebijakan keamanan.
Agar efektif, perusahaan harus menyusun strategi perlindungan menyeluruh yang mencakup pemasok hingga mitra logistik, serta menjalankan audit berkala terhadap prosedur dan fasilitasnya.
ISO 35001:2019 – Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (Laboratory Biorisk Management System)
Diperuntukkan bagi laboratorium, standar ini bertujuan untuk mengelola potensi risiko biologis seperti penyebaran patogen atau pencemaran lingkungan. Fokus utamanya ada pada pengelolaan bahaya biologis, rencana mitigasi, dan pelatihan personel.
Laboratorium yang mengadopsi standar ini dituntut untuk mengidentifikasi dan meminimalkan risiko biologis, sekaligus menjamin keselamatan pekerja serta lingkungan sekitar dari paparan yang tidak diinginkan.
Sebagai penutup, dengan memahami setiap jenis standar yang tersedia serta mengikuti cara mendapatkan sertifikasi ISO secara tepat, perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas dan daya saing di tingkat nasional maupun global.